Medan, detikpos.id – Program Studi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan menjalin kolaborasi strategis dengan CV Mitra Tanam Binjai dalam rangka pengembangan teknik perbanyakan vegetatif tanaman buah-buahan melalui metode sambung pucuk (grafting).
Kerja sama ini merupakan bagian dari implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Melalui program MBKM Penelitian, lima mahasiswa Agroteknologi UNPAB—Alya Maufiza (2213010153), Dava Erangga Alfalah (2213010021), Dimas Fahriansyah (2213010005), Nurhaliza Khatimah (2213010147), dan Sandy Yudha Pratama (2213010030)—melaksanakan kegiatan penelitian dan praktik lapangan selama kurang lebih lima bulan di CV Mitra Tanam.
Teknik sambung pucuk sendiri merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif buatan yang dilakukan dengan menyambungkan pucuk atau batang atas (entres) dari tanaman unggul ke batang bawah (understock) yang telah memiliki sistem perakaran kuat. Teknik ini terbukti efektif dalam menjaga sifat genetik unggul, mempercepat masa produksi, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
Dalam praktiknya, mahasiswa UNPAB terlibat aktif mulai dari proses observasi, pelaksanaan grafting, hingga monitoring keberhasilan penyambungan pada berbagai jenis tanaman buah, seperti mangga lokmai, durian musang king, dan alpukat mentega.
Dosen pembimbing dari UNPAB, Ir. Maimunah Siregar, MP, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pembelajaran kontekstual yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha.
“Melalui kolaborasi ini, mahasiswa tidak hanya memperdalam pemahaman teoritis, tetapi juga turut serta dalam inovasi nyata di bidang pertanian. Ini adalah model sinergi yang sangat dibutuhkan ke depan,” ujar Maimunah.
Senada dengan itu, pembimbing lapangan dari CV Mitra Tanam, Muhammad Arifin Nasution, mengapresiasi keterlibatan mahasiswa dan semangat kolaboratif UNPAB.
“Kami sangat terbuka terhadap kerja sama pendidikan berbasis praktik. Mahasiswa membawa semangat baru dalam pengembangan teknik sambung pucuk. Harapannya, metode ini mampu menghasilkan bibit unggul yang lebih adaptif dan cepat panen,” jelasnya.
Kolaborasi ini juga diarahkan sebagai prototipe kerja sama berkelanjutan antara perguruan tinggi dan sektor industri agribisnis, khususnya dalam menghadapi tantangan regenerasi petani serta kebutuhan akan bibit tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim.
Melalui program MBKM yang nyata dan aplikatif ini, UNPAB menunjukkan komitmennya dalam mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja sekaligus mendorong inovasi pertanian berkelanjutan yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.(Red)