detikpos.id | Tangsel. Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) dikabarkan akan kembali melakukan pendistribusian paket sembako kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.
Dalam pendistribusian yang ke-III tersebut, Komando akan menggalang 10.000 paket sembako yang akan didistribusikan oleh ratusan mahasiswa, pemuda dan pelajar di 250 RT yang tersebar di Tangerang Selatan (Tangsel), Jakarta Selatan (Jaksel), Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor.
Presidium Komando Jaksel, Misbahul Anwar, mengatakan, pendistribusian sembako yang akan dilakukan bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021 itupun merupakan lanjutan baksos pertama dan kedua dengan tema ‘Berbagi Sembako Dalam Asa Menjemput Gotongroyong’.
“Ada 2 faktor kami kembali melakukan pendistribusian sembako, faktor pertama yaitu soal perdebatan penerima bantuan yang tidak bisa ditolerir menjadi alasan lambatnya distribusi kebutuhan pokok pangan,” kata Misbah, usai melakukan Apel di UMJ, Ditulis Jumat, (15/9/2021).
“Kesombongan, lemahnya pendataan, dan adanya indikasi mempermaikan data dalam penanggulangan Covid-19 yang berakibat kepada kesengsaraan rakyat menjadi pesan moral bagi gerakan kita,” lanjutnya.
Misbah menjelaskan, Triaspolitika khususnya lembaga eksekutif saat ini tidak cukup berhasil dalam memanejerial potensi sumber daya manusia dalam seruannya menyatu dan bergotongroyong.
Bahkan pernyataan dan prilaku yang terlihat di jajaran eksekutif serta triaspolitika lainnya justru menjadi salah satu faktor penyebab gagalnya menejerial potensi SDM dan krisisnya kewibawaan lembaga negara.
Sedangkan untuk faktor kedua, lanjut Misbah, dalam sisi moral dan kemanusiaan, mahasiswa memiliki tanggung jawab atas nama Tridharma Perguruan Tinggi.
“Secara luas jiwa tridharma perguruan tinggi dalam membentuk jiwa mahasiswa yang intelektual, analisa dan data, menejemen, edukasi dan leadership,” tegasnya.
“Dalam pendistribusian menggunakan sistem tersebut kita mendapatkan informasi dari lapangan bahwa perangkat RT gelisah karena terbatasnya paket sembako yang kita miliki, yang berakibat kepada tidak meratanya warga yang menerima paket sembako,” katanya.
Sementara itu, Presidium Komando Tangselz Adit, menyatakan, setelah satu setengah tahun Covid-19 menjangkit Indonesia, faktanya telah merubah pranata sosial baik yang berdampak positif maupun negatif.
Hal stratagis yang timbul selain darurat kesehatan, perubahan prilaku sosial kondisi pelemahan ekonomi juga telah menjadi ancaman baru.
Selain itu, lanjut Adit, Covid-19 faktanya juga telah meningkatkan indikator kemiskinan warga di Indonesia, semakin terpuruknya masyarakat bawah karena PHK dan pekerjaan serabutan, serta masyarakat menengah yang khawatir gagal membayar cicilan hutang.
“Selain itu 1,5 tahun Covid-19 di Indonesia faktanya juga telah menghadirkan keterpurukan kesehatan dan terjungkalnya ekonomi masyarakat,” lanjutnya.
Adit menjelaskan, untuk sistem pendistribusian pihaknya akan kembali menggunakan sistem door to door. Dengan sistem seperti itu, lanjut Adit, menjadi suatu bukti bahwa mahasiswa, pemuda dan pelajar menggembleng dirinya atas peran dan fungsi sebagai generasi penerus bangsa dalam memanejerial penanggulangan masalah.
“Manfaat lain yang didapat dari sistem pendistribusian tersebut yaitu sebagai prototype pemanfaatan dan pengembangan SDM dalam hal ini mahasiswa, pemuda dan pelajar sebagai kelompok produktif dan merupakan komponen dari bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia,” terangnya.
“Menjadi catatan bersama, bila Indonesia gagal dalam menangani dan memanfaatkan bonus demografi tersebut, maka bencana pengangguran akan menjadi ancaman untuk pertumbuhan interaksi sosial diantaranya kedaulatan ekonomi, kedaulatan politik, kedaulatan hukum, kedaulatan sosial, kedaulatan budaya, kedaulatan keamanan, kedaulatan petahanan, dan kedaulatan hubungan internasional,” tandasnya.
Adit/Ridwan/FJT.