detikpos.id ||Langkat – Pengolahan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi produk bernilai ekonomi. Hasilnya mulai dari inovasi rayon viskosa (kapas buatan) sebagai bahan baku industri mode hingga sepatu dan kain tenun.
Selulosa Alam yang Allah ciptakan melalui proses fotosintesis terbaik ada di Kapas, namun tidak bisa mencukupi kebutuhan manusia. Oleh sebab itu pasar industri tekstil mencari alternatif, misalnya dari eucalyptus, akasia, bambu dan limbah polimer sintetis.
Inovasi yang telah dibuktikan adalah dengan menjadikan limbah tandan sawit menjadi Rayon Viskosa sebagai bahan baku Benang dan Kain untuk tekstil, pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit selama ini sudah dilakukan, tetapi butuh diversifikasi produk untuk menaikkan nilai tambahnya.
Maka dari itu kita dapat melakukan pemanfaatannya di bidang fashion yang digemari remaja karena melihat kebutuhan sandang yang merupakan kebutuhan primer Manusia dengan penggunaan sangat luas.
Tandan kosong kelapa sawit adalah salah satu produk sampingan berupa padatan dari industri pengolahan kelapa sawit. Secara fisik tandan kosong kelapa sawit terdiri dari berbagai macam serat dengan komposisi antara lain sellulosa sekitar 45.95%; hemisellulosa sekitar 16.49% dan lignin sekitar 22.84%.
Tandan kosong kelapa sawit memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan. Namun, selama ini TKKS baru dimanfaatkan sebagai pupuk organik, bahan baku pembuatan kertas, briket, dan umumnya baru sampai pada pemanfaatan serat sebagai bahan pengisi suatu medium seperti pengisi rongga jok mobil dan kasur.
Menurut Roro, selaku Tim Dosen Pembimbing KKNT “Bahwa yang ingin dicapai dari kegiatan KKN Tematik ini adalah Mahasiswa dapat membantu Pemeritah daerah khususnya Desa Sei Meran, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam memanfatkan limbah di daerah tersebut.
Kemudian Roro menambahkan.”Bagi mahasiswa diharapkan kegiatan ini dapat menambah wawasan dalam hal kegiatan yang bersifat solutif untuk menanggulangi masalah-masalah yang ada di Masyarakat.
Semua warga mengumpulkan bahan dan alat untuk membuat tas dan serat kain.
Selain itu warga juga diminta membawa tandan kosong kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan Utama dalam membuat produk ini. Sebelum itu masyarakat akan diminta untuk memisahkan serat terlebih dahulu yang terdapat pada tadan kosong kelapa sawit dan membuat pengolahan serat tandan kosong kelapa sawit dengan beberapa tahap yaitu pemasakan (scouring), pengelantangan (bleaching), dan pewarnaan.
Proses pemasakan adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan bagian dari komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, kotoran-kotoran yang tidak larut dan Kotoran-Kotoran yang menempel pada permukaan serat dapat dihilangkan, sehingga proses selanjutnya seperti pengelantangan, pewarnaan, dan sebagainya dapat berhasil dengan baik.
Kemudian Proses pengelantangan atau bleaching adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran organik yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna alami. Pigmen-pigmen wama alami ini tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja, tetapi harus dangan proses pengelantangan. Pengelantangan dapat berlangsung karena senyawasenyawa organik yang mempunyai ikatan rangkap dioksidasi menjadi ikatan tunggal sehingga serat tersebut menjadi putih.
Proses pengelantangan yang dilakukan pada selulosa umumnya menggunakan zat oksidator sebagai zat pengelantang. Eksperimen warna pada serat tandan kosong kelapa sawit menggunakan pewarna alami yang berasal dari secang, gambir, kunyit, dan indigofera
Bagi dosen diharapkan dapat memfasilitasi dan memperluas peluang untuk melaksanakan pengabdian sebagai bentuk perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Bagi masyarakat dan pemerintah desa diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai masalah kesehatan serta memanfaatkan kearifan lokal dalam penanggulangan masalah kesehatan tersebut khususnya stunting.
Mengikuti Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) yang tentu akan membawa tantangan sendiri bagi mahasiswa peserta KKNT. Demikian hal nya dengan mahasiswa KKNT Universitas Pembangunan Panca Budi Medan yang di tempatkan di Desa-desa lokasi KKNT lainnya. Selama kurang lebih 3 bulan mahasiswa KKNT tinggal di rumah penduduk dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Kegiatan yang dilakukan Mahasiswa peserta KKNT adalah pendekatan langsung kepada Masyarakat adalah melalui kunjungan langsung ke rumah rumah warga dalam rangka menggali potensi desa yang dapat dikembangkan.
Kegiatan silaturahmi kepada anak SDN 054949 Sei Meran juga dilaksanakan, yang dimaksudkan untuk memberikan edukasi lebih dini kepada anank-anak. Di dalam kegiatan ini para mahasiswa/i dituntut untuk bisa berbaur dan memberi pengajaran bersama.
Terakhir Roro mengatakan, bahwa pelaksanaan kegiatan KKNT secara garis besar berjalan dengan baik. Faktor yang sangat membantu dalam kelancaran semua kegitan KKNT adalah dukungan serta partisipasi warga masyarakat desa sungai meran yang sangat antusias terhadap program kegiatan KKNT yang dilaksanakan oleh Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan.(Red)
Penulis : Roro Rian Agustin