Ketika Pasar Anjlok, Warren Buffett dan Robert Kiyosaki Justru Melihat Peluang

Manca Negara444 Dilihat

detikpos.id || Investor kawakan seperti Warren Buffett dan Robert Kiyosaki memiliki pandangan yang berbeda dari kebanyakan investor saat pasar saham mengalami kejatuhan. Bagi mereka, kondisi ini bukanlah ancaman, melainkan peluang emas untuk berinvestasi lebih banyak dan membangun kekayaan jangka panjang.

Buffett: Jangan Takut dengan Naik-Turunnya Pasar

Warren Buffett, investor legendaris yang dijuluki Oracle of Omaha, menilai bahwa fluktuasi harga saham dalam jangka pendek seharusnya tidak menjadi kekhawatiran bagi investor yang berorientasi jangka panjang.

“Jika Anda khawatir tentang koreksi, Anda seharusnya tidak memiliki saham. Sebuah kesalahan besar untuk menganggap saham sebagai sesuatu yang naik dan turun dan bahwa Anda harus memperhatikan naik-turun tersebut,” ujar Buffett dalam wawancara tahun 2015 dengan The Street, dikutip dari CNBC.com, Rabu (12/3/2025).

Menurutnya, harga saham memang akan mengalami pasang surut, tetapi yang terpenting adalah membeli saham dari perusahaan yang kuat dengan harga yang menarik, lalu menahannya untuk jangka panjang.

“Kadang-kadang harga saham akan turun, jadi mengapa khawatir? Intinya adalah membeli sesuatu yang Anda yakini dengan harga yang sesuai, lalu menahannya selama 20 tahun. Anda tidak perlu melihatnya setiap hari,” tambahnya.

Buffett dikenal dengan strategi value investing, yaitu membeli saham yang dinilai lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Namun, ia menyadari bahwa tidak semua orang memiliki waktu dan keahlian untuk menganalisis saham secara mendalam. Oleh karena itu, ia merekomendasikan investor jangka panjang untuk memiliki portofolio yang terdiversifikasi dalam reksa dana indeks berbiaya rendah, yang menurutnya merupakan strategi paling masuk akal.

Kiyosaki: Saatnya Berinvestasi, Bukan Panik

Di sisi lain, Robert Kiyosaki, penulis buku laris Rich Dad Poor Dad, memiliki pandangan yang lebih agresif terhadap kejatuhan pasar. Menurutnya, kondisi ini justru menjadi momen terbaik bagi mereka yang berani mengambil risiko.

Kiyosaki mengekspresikan pandangannya melalui platform X (sebelumnya Twitter), dengan menyebut bahwa saat pasar jatuh, para investor yang cerdas akan mengambil kesempatan untuk membeli lebih banyak aset berharga.

“Kejatuhan adalah saat ketika yang berani menjadi lebih kaya dan yang pengecut menjadi lebih miskin…. Karena mereka menjual atau tidak melakukan apa-apa. Dunia dipenuhi pengecut yang miskin. Jadilah pintar. Berani, tetap tenang, dan berinvestasilah ketika yang pengecut menyerah. Jaga dirimu,” tulisnya di akun X pribadinya.

Bagi Kiyosaki, aset seperti Bitcoin, emas, dan perak adalah pilihan utama untuk investasi di saat pasar sedang bergejolak. Beberapa hari sebelumnya, ia juga menyatakan bahwa penurunan pasar saham merupakan peluang besar untuk membangun kekayaan, sejalan dengan prinsip investasi yang selalu ia ajarkan.

Kesimpulan: Pandangan yang Berbeda, Tujuan yang Sama

Meskipun memiliki pendekatan berbeda, baik Warren Buffett maupun Robert Kiyosaki sepakat bahwa kejatuhan pasar bukanlah alasan untuk panik, melainkan kesempatan emas untuk berinvestasi. Buffett menekankan pentingnya kesabaran dan strategi jangka panjang, sementara Kiyosaki lebih menyoroti keberanian dalam mengambil keputusan saat pasar sedang lesu.

Bagi investor, pelajaran yang bisa diambil adalah memahami strategi yang paling sesuai dengan profil risiko masing-masing. Apakah Anda lebih suka gaya Buffett yang konservatif dan fokus pada pertumbuhan jangka panjang, atau lebih condong ke gaya Kiyosaki yang agresif dalam memanfaatkan volatilitas pasar? Yang jelas, keduanya telah membuktikan bahwa dalam setiap krisis selalu ada peluang bagi mereka yang siap mengambil langkah cerdas.(AR)

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments