Demo Nasional Memanas, 5 Hari Berturut-turut Ribuan Massa Turun ke Jalan: DPR, Polisi, hingga Rupiah Tertekan

Nasional386 Dilihat

JAKARTA, DETIKPOS.ID – Gelombang aksi unjuk rasa terus mengguncang Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia dalam lima hari terakhir. Massa dari berbagai elemen—mahasiswa, pengemudi ojek online, hingga kelompok masyarakat sipil—bergerak menuntut keadilan atas tewasnya pengemudi ojol Affan Kurniawan, serta memprotes kenaikan tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp50 juta per bulan.

Pusat aksi di Jakarta tersebar di depan Gedung DPR, Polda Metro Jaya, hingga Mako Brimob Kwitang. Suasana sempat memanas pada Kamis (28/8) malam, saat massa melemparkan molotov hingga memicu kobaran api di gerbang Mako Brimob. Aparat membalas dengan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan massa.

Tidak hanya di ibu kota, aksi serupa juga terjadi di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makassar, hingga Papua. Beberapa titik bahkan diwarnai bentrokan yang mengakibatkan kerusakan fasilitas umum.


Fokus Tuntutan Meluas

Awalnya, unjuk rasa dipicu keputusan DPR menaikkan tunjangan rumah, namun kini tuntutan semakin melebar:

  • Reformasi internal kepolisian dan transparansi dalam penanganan kasus tewasnya Affan.
  • Penghapusan atau peninjauan kembali kenaikan tunjangan DPR.
  • Desakan agar pemerintah dan aparat lebih akuntabel dalam mengelola anggaran serta melindungi warga sipil.

“Kasus Affan menjadi simbol perlawanan terhadap arogansi aparat. Kami tidak akan berhenti sebelum ada keadilan,” teriak salah seorang mahasiswa di depan Gedung DPR, Jumat (29/8).


Dampak Sosial dan Ekonomi

Gelombang aksi ini turut memukul aktivitas ekonomi dan sosial. Sejumlah sekolah di Jakarta dan kota lain memilih meliburkan siswa, perusahaan menerapkan sistem work from home (WFH), sementara lalu lintas di titik-titik strategis lumpuh hingga berjam-jam.

Di sektor keuangan, rupiah melemah terhadap dolar AS, sedangkan IHSG sempat anjlok di tengah kekhawatiran investor atas stabilitas politik. Bank Indonesia menyatakan siap melakukan intervensi demi menenangkan pasar.


Tanggapan Pemerintah dan Pengamat

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinan dan memerintahkan investigasi terbuka atas kasus tewasnya Affan. “Negara harus hadir memberikan keadilan bagi rakyat kecil. Aparat yang terbukti bersalah harus dihukum,” tegasnya.

Kapolri juga memastikan sejumlah anggota Brimob yang diduga terlibat telah ditahan untuk pemeriksaan internal.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menilai kekerasan aparat dalam aksi unjuk rasa merupakan alarm serius. “Polisi harus berubah dari budaya represif menjadi lebih humanis. Reformasi kepolisian kini tidak bisa ditunda lagi,” ujarnya.

Dari kalangan akademisi, ILUNI FHUI serta berbagai organisasi kampus mengecam keras aksi brutal aparat. Mereka menegaskan solidaritas terhadap korban, sekaligus mendesak penegakan hukum yang tegas dan transparan.


Gelombang Aksi Belum Reda

Hingga Jumat malam (29/8), massa masih bertahan di beberapa titik di Jakarta dan daerah lain. Para mahasiswa berjanji akan melanjutkan aksi besar dalam beberapa hari ke depan bila tuntutan mereka tidak direspons.

Situasi ini diprediksi masih akan berlanjut, dengan potensi meningkatnya eskalasi apabila pemerintah dan DPR tidak segera mengambil langkah konkrit.


📝 Reporter: AR
📍 Editor: Tim Redaksi Detikpos


 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments