detikpos.id || Di era modern yang penuh tantangan, inovasi menjadi kunci keberhasilan dalam
berbagai sektor, tak terkecuali peternakan domba. Sebuah program pengabdian masyarakat yang inovatif telah dilaksanakan oleh tim dosen Universitas Pembangunan Panca Budi, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja usaha ternak domba melalui penerapan Supply Chain Management (SCM) dan Contract Farming Model (CFM). Program ini merupakan bagian dari Hibah BIMA dalam program “Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) – Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM)” Tahun 2024, yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Tim pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Dr. Julia Marisa, S.P., M.P. sebagai
ketua PKM, bersama dengan Dr. Sukma Aditya Sitepu, S.Pt., M.P. dan Ikhah Malikhah, S.E., M.M. sebagai anggota, telah berkolaborasi dengan Kelompok Tani Bunga Tanjung yang diketuai oleh Bapak Suriadi, S.P. Kelompok Tani Bunga Tanjung berada di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Tema dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah “Pembinaan Kelompok Ternak dalam Meningkatkan Kinerja Usaha Domba Melalui Skema Supply Chain Management dan Implementasi Contract Farming Model”. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan peternak domba lokal melalui penerapan Supply Chain Management dan Contract Farming.
Kegiatan pengabdian ini dimulai dengan sosialisasi pada tanggal 19 Agustus 2024.
Dalam sesi ini, tim dosen memperkenalkan konsep SCM dan CFM kepada para peternak. Para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi, dengan banyaknya pertanyaan seputar penerapan teknologi ini dalam konteks lokal. Hasilnya, para peternak memperoleh pemahaman dasar tentang pentingnya manajemen rantai pasok dan sistem kontrak dalam meningkatkan efisiensi usaha ternak domba mereka.
Selanjutnya, pada tanggal 30 Agustus 2024, dilaksanakan pelatihan dan
pendampingan penerapan teknologi. Dalam sesi ini, para peternak diajari dengan teknikteknik modern dalam pemeliharaan domba, termasuk manajemen pakan dan kesehatan ternak yang efisien. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah penggunaan teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan pemberian suplemen herbal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma domba. Tim juga mendemonstrasikan penggunaan alat pencampur pakan (mixer) yang dapat membantu peternak dalam menyiapkan pakan alternatif yang berkualitas dengan lebih efisien.
Monitoring dan Evaluasi tahap 1 dilakukan pada tanggal 20 September 2024. Tim
pengabdian mengunjungi beberapa peternakan untuk melihat langsung penerapan SCM dan CFM. Hasilnya cukup menggembirakan, dengan sebagian besar peternak sudah mulai menerapkan sistem manajemen rantai pasok sederhana. Beberapa peternak bahkan telah berhasil menjalin kerjasama awal dengan mitra usaha melalui skema contract farming.
Kegiatan pengabdian ini telah menunjukkan hasil yang sejalan dengan tujuan yang
ditetapkan. Pertama, pemahaman dan keterampilan peternak dalam manajemen usaha ternak domba berbasis SCM telah meningkat secara signifikan. Para peternak kini mampumengidentifikasi dan mengelola berbagai aspek rantai pasok, mulai dari pengadaan pakan hingga pemasaran produk.
Kedua, implementasi model CFM antara kelompok ternak dengan mitra usaha telah
dimulai. Beberapa peternak telah menandatangani kontrak kerjasama dengan pengepul dan rumah potong hewan, yang menjamin kepastian pasar dan harga. Hal ini telah mengurangi risiko fluktuasi harga yang seringkali merugikan peternak.
Ketiga, meskipun masih dalam tahap awal, telah terlihat indikasi peningkatan
produktivitas dan pendapatan peternak domba. Penerapan SCM telah membantu peternak mengoptimalkan biaya produksi, sementara CFM telah memberikan jaminan pasar yang lebih stabil.
Ketua Tim PKM menyatakan, “Kami sangat senang melihat antusiasme dan kemajuan
yang ditunjukkan oleh para peternak. Penerapan SCM dan CFM bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang mengubah pola pikir dalam mengelola usaha peternakan.” Sementara itu, Bapak Suriadi, ketua kelompok tani Bunga Tanjung, mengungkapkan, “Program ini telah membuka mata kami tentang pentingnya manajemen modern dalam usaha ternak domba. Kami optimis bahwa dengan penerapan SCM dan CFM, usaha kami akan lebih berkembang dan memberikan hasil yang lebih baik.
” Keberhasilan awal program ini menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan
kinerja usaha ternak domba secara berkelanjutan. Dengan terus diterapkannya inovasi SCM dan CFM, diharapkan akan terjadi peningkatan signifikan dalam produktivitas dan pendapatan peternak domba. Hal ini pada gilirannya akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan peternak dan pengembangan ekonomi pedesaan secara keseluruhan.
Program pengabdian masyarakat ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi
antara akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi praktis untuk tantangan di lapangan. Dengan menggabungkan pengetahuan akademis dan kearifan lokal, program ini telah membuka jalan bagi modernisasi sektor peternakan domba yang tetap memperhatikan konteks dan kebutuhan lokal.(Red)






