detikpos.id | Tangsel. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang Selatan diduga menunda pemberian Insentif Jaspel kepada Nakes, karena terbebani hutang obat Satu milyar kurang lebih,sehingga segala bentuk pelayanan, uang Jasa Pelayanan (Jaspel) pegawai RSU ditunda hingga bulan Oktober.
“Hal itu terungkap saat Direktur RSU Tangsel mengajak rapat mendadak Petugas Nakes, Senin (30/8) yang lalu, bahwa dana Jaspel akan menjadi dana talangan membayar hutang kurang lebih satu milyard,” ungkap Nakes yang enggan disebut namanya, Jum’at (3/9)
Narsum menambahkan, alasan Direktur, Karena RSU punya hutang dengan pihak distributor obat, kalo egak dibayar RSU Tangsel tidak akan disuplai obat lagi, untuk itu,
terpaksa dana Jaspel digunakan untuk membayar hutang kepada Suplayer penyedia obat.
“Kok bisa Ya, tiba-tiba Direktur RSU, menyatakan terhutang milyaran, kan dana APBD Pemkot Tangsel, mengutamakan Kesehatan sejak di masa Pandemi dari tahun 2020 hingga 2021 saat ini, “ungkap Nakes yang merasa gaji Nya, lebih kecil dari Nakes di RSU Tangerang Kota, dan Kabupaten Tangerang atau dapat disebut RSU diwilayah Tangerang Raya.
Sementara Ketua Badan Penelitian Aset Negara Republik Indonesia (BPAN RI) Kota tangerang H M Muchdi AR Menegaskan, Miris dan mengecewakan atas dugaan kebocoran anggaran dan sudah selayaknya diperiksa secara intensif oleh Kejari Tangsel (APH)
“Dimasa Pandemi Anggaran APBD berfokus penanganan Covid – 19, atau kesehatan masyarakat, jadi alasan tak mampu bayar Jaspel, karena harus bayar hutang Obat, Kalau, itu benar adanya di RSU Tangsel, maka dapat kita pastikan direktur RSU itu, tidak peka atas keadaan ekonomi pegawai Nya dimasa Pandemi,” Kritik Muchdi ditujukan kepada Direktur RSU
Begini saja kata Muchdi, Ayo kita tantang Direktur RSU Tangsel menyajikan data – data, terangkan kepada publik kemana saja penyerapan anggaran dan berapa besaran anggaran RSUD Tangsel yang terserap sejak masa Pendemi yaitu APBD tahun 2020 dan 2021.
“Anggaran cukup besar, tentu nya Menjadi pertanyaan, Regulasi yang lemah atau pejabat nya yang tidak mampu sesuai Tugas Pokok dan Posisi, (TUPOKSI) sebut saja, Umi Kulsum mundur sajalah kalau dia, merasa tidak mampu lagi sebagai Direktur RSU Tangsel,”ucap Muchdi Minggu (5/9) di kawasan Cipondoh Kota Tangerang
Dikatakan, bukan saja Pihak RSU, tapi sebagai Masyarakat kita juga menuntut tranparansi anggaran di Dinas Kesehatan Tangsel sebut sajalah saat ini dijabat oleh Allin Hendalin Mahdaniar
“Sudah saat Nya, Kadinkes Tangsel transparansi kepublik atas segala bentuk pengelolaan keuangan RSU Tangsel dan semua puskemas di lingkungan Pemkot Tangsel,” ujar Muchdi secara tegas.
Ia menambahkan, Bagaimana bisa RSU Tangsel memberikan gaji para Nakes paling rendah di wilayah Tangerang Raya artinya gaji Nakes Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang lebih besar dan sudah mendekati UMK. Ketimbang gaji Nakes di RSU Tangerang Selatan.
“Demi Keadilan, seharus nya Wali kota dan Wawali, menjawab pertanyaan masyarakat Nya, untuk melakukan pergantian Kadinkes dan Direktur RSU, agar ada Azas perubahan yang lebih baik, pasal nya, dimasa Pandemi semua orang butuh penambahan Imun tidak terlepas para Nakes, lalu Viral nya publikasi gaji dan Jaspel Nakes RSU Tangsel sangat rendah, pihak RSU malah mengungkapkan hutang Obat milyaran kepada petugas Nakes, kan Naif banget mengeluh dan mengorbankan hak – hak dari Pejuang Kesembuhan Pasien dimasa Pandemi, “tandas Muchdi
Disayangkan, Kadinkes Pemkot Tangsel tidak dapat dihubungi, begitu juga dengan Direktur dan Humas RSUD Tangerang Selatan, di konfirmasi melalui Telepon dan awak media ini menjambangi RSU namun, belum dapat memberikan Keterangan.
FJT.