detikpos.id || Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI) dengan dukungan CSR dari PT Corteva Agriscience Manufacturing Indonesia kembali menggencarkan sosialisasi program CAPAI ASA (Child Protection, Climate Action, and Inclusive School Awareness).
Melalui CAPAI ASA yang berarti perlindungan anak, aksi iklim, dan kesadaran sekolah inklusif, guru-guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di Medan berkesempatan meningkatkan kompetensi.
Ketua YAFSI, Badriyah, menjelaskan kegiatan yang berlangsung di Ruang Laboratorium IPA UPT SMP Negeri 23 Medan, Kamis (31/10/2024) ini, bertujuan meningkatkan pemahaman guru mengenai konsep mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“Melalui kegiatan ini, kita membekali guru dengan keterampilan pedagogis untuk mengintegrasikan materi iklim,” jelasnya.
Diharapkan, sambung dia, guru dapat mengembangkan bahan ajar kontekstual tentang perubahan iklim. Selain itu, meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran terkait mitigasi dan adaptasi iklim.
Badriyah menekankan, perubahan iklim kini sudah memberikan dampak ekstrem, seperti fenomena banjir di Gurun Sahara dan mencairnya es di Laut Atlantik.
“Perubahan iklim juga membawa dampak signifikan pada kesehatan mental anak-anak, bahkan turut mempengaruhi tingginya angka depresi dan keinginan bunuh diri pada usia muda,” jelasnya.
“Melalui program ini, kita ingin menempatkan anak-anak bukan sebagai korban, tetapi sebagai agen perubahan.”
Dia bilang, sebanyak 20 sekolah telah terlibat dalam program ini. Dan masing-masing sekolah memiliki dua duta yang bertugas memberikan edukasi terkait lingkungan kepada teman-teman mereka.
Dalam kelas Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, sambungnya, materi terkait perubahan iklim disisipkan sehingga anak-anak lebih peduli dan terlibat dalam aksi lingkungan.
Sementara perwakilan dari Corteva, Lisa Kurniati, mengungkapkan kerja sama Corteva dan YAFSI sudah berjalan sejak 2017, dimulai dengan bantuan untuk korban tsunami di Aceh.
“Kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam bidang pendidikan, sosial, dan kesehatan melalui CSR kami. Semoga ke depan kita bisa terus mendukung program-program seperti CAPAI ASA ini,” ujarnya.
Menurut Lisa, penting bagi anak-anak untuk memahami bahwa perubahan iklim tidak hanya memengaruhi fisik, tetapi juga mental dan emosional.
“Perubahan iklim membuat hati atau perasaan kita juga semakin panas,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Kepala UPT SMP Negeri 23 Medan, Sarifah Hanum Sipahutar, menyampaikan apresiasinya atas semangat anak-anak yang terlibat dalam program ini.
“Anak-anak kita sangat antusias menyampaikan isu-isu lingkungan, bahkan hal-hal sederhana seperti pengelolaan sampah plastik. Ini adalah langkah awal yang luar biasa,” kata Sarifah kepada 31 guru yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Dengan program CAPAI ASA, diharapkan guru-guru dapat mendampingi anak-anak dalam menyampaikan informasi dan tindakan nyata terkait perubahan iklim.
Ini menjadi langkah penting dalam membentuk generasi muda yang peduli dan siap menghadapi tantangan iklim global.
Kegiatan diisi dengan paparan oleh praktisi pendidikan, Bambang Febriandi Wibowo tentang mengembangkan bahan ajar kontekstual tentang perubahan iklim, terutama dalam mata ajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.