Medan, detikpos.id — Dalam ajaran Islam, kehidupan tidak berhenti setelah kematian. Sebaliknya, manusia akan dibangkitkan kembali di Hari Kiamat untuk menerima balasan atas amal perbuatannya. Yang menarik, hadis Nabi Muhammad ﷺ menyebut bahwa kebangkitan itu dimulai dari tulang ekor.
“Semua bagian tubuh manusia akan hancur kecuali satu, yaitu tulang ekor. Dari situlah manusia akan dibangkitkan kembali.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi bahan perenungan banyak ulama dan ilmuwan muslim. Sebagian filsuf Islam seperti Imam Al-Ghazali dan Fakhruddin Ar-Razi meyakini bahwa jasad manusia akan diciptakan kembali, dan ruh akan disatukan kembali oleh kehendak Allah. Sementara itu, sains modern juga mulai menyingkap fenomena menarik tentang struktur tulang belakang, memori biologis, hingga konsep informasi yang tak pernah benar-benar hilang dalam fisika kuantum.
Menurut prinsip kuantum, informasi tentang partikel atau objek tidak bisa benar-benar musnah, bahkan ketika bentuk fisiknya hancur. Hal ini secara tidak langsung menguatkan keyakinan spiritual bahwa jejak manusia — baik secara material (seperti DNA) maupun non-material (energi atau memori) — tetap eksis dalam sistem semesta.
Sementara itu, dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh adalah urusan Tuhanmu, dan kamu tidak diberi pengetahuan melainkan sedikit.”
(QS. Al-Isra: 85)
Beberapa ulama tafsir menafsirkan ayat ini sebagai pengingat bahwa ruh bukan bagian dari ranah eksperimen ilmiah, tapi tetap rasional dalam kerangka keimanan.
Hari kebangkitan dalam Islam bukan sekadar kisah akhir zaman, tapi juga bentuk keadilan kosmik: di mana kebenaran dibuka, amal dihitung, dan balasan diberikan secara mutlak. Ini menjadi jembatan antara iman dan sains, serta mendorong manusia untuk merenungi hakikat hidup dan tujuan akhirnya.
Editor: Redaksi detikpos.id
Penulis: Tim Dakwah & Sains detikpos.id
