detikpos,id || Kendal ,Jawa Tengah – Panitia Musyawarah Besar (Mubes) dan Reuni Akbar Ikatan Alumni SMA Negeri 1 Kendal (IKASMAN1K) menyelenggarakan bakti sosial (Baksos) berupa pemeriksaan kesehatan indera pendengaran dan bersih-bersih telinga, Senin (1/8/2022) bertempat di SD Desa Wonosari Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal.
Kegiatan itu merupakan kerjasama antara Panitia Mubes dengan IDI Kabupaten Kendal, PMI Kabupaten Kendal dan Puskesmas Pegandon. Dalam acara itu, menyasar tak kurang dari 100 siswa SD di Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, dengan sasaran utama adalah anak kelas 6 yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian sekolah.
“Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian alumni SMA Negeri 1 Kendal kepada masyarakat, terutama di bidang kesehatan,” ucap dr. Budi Mulyono, selaku Penanggung Jawab program BBT.
Budi Mulyono yang juga merupakan alumni SMAN1K tahun 1987 ini mengatakan, BBT ini penting karena kebersihan indera pendengaran berkaitan dengan pencapaian prestasi akademik siswa, karena pada pembelajaran sangat diperlukan pendengaran yang jernih saat menerima pelajaran dari para guru.
Koordinator relawan sekaligus Humas Panitia Mubes, Agus M. Irkham menyampaikan, bahwa kegiatan Baksos ini melibatkan tak kurang dari dua puluh relawan, yang berasal dari IKASMAN1K dan Puskesmas Pegandon, yang terdiri atas beberapa alumni (tahun lulus) yang berbeda. Mulai dari alumni 1987, 1993, 1996, hingga alumni 2001, dan tim dari Puskesmas Pegandon .
“BBT ini menjadi bagian dari pra kegiatan Mubes dan Reuni Akbar IKASMAN1K yang puncak acaranya akan berlangsung pada tanggal 1 dan 2 Oktober 2022 nanti,” terang Agus.
Koordinator relawan sekaligus Humas Panitia Mubes juga berharap, nantinya Baksos BBT ini bisa tetap berlanjut dan menyasar masyarakat yang lebih luas lagi, khususnya warga masyarakat Kabupaten Kendal.
Dalam acara tersebut, Kepala Sekolah SDN 2 Wonosari, Imam Suroso mengucapkan terima kasih kepada IKASMAN1K dan semua pihak yang terlibat dalam acara ini, karena dengan ada kegiatan ini pastinya sangat bermanfaat bagi anak-anak.
“Kami berharap program ini bisa berkelanjutan karena memang kesehatan pendengaran menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi tingkat penerimaan siswa atas pelajara-pelajaran yang diberikan oleh para guru,” harap Kepala Sekolah SDN 2 Wonosari.(A)